This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Salsabila, Farah (2025) Analisis hukum islam dan perlindungan hukum pada reseller dan konsumen terhadap jual beli skincare Overclaim di Tiktokshop. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Farah Salsabila_05040221109 OK.pdf Download (6MB) |
|
|
Text
Farah Salsabila_05040221109 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 25 November 2028. Download (6MB) |
Abstract
Penelitian ini membahas praktik jual beli skincare overclaim yang marak terjadi di platform TikTokShop, serta implikasi dalam perspektif hukum Islam dan hukum positif terkait perlindungan konsumen dan reseller. Praktik overclaim yang dimaksud adalah klaim yang berlebihan atau informasi yang tidak sesuai dengan kandungan dan mutu produk yang dipasarkan, sehingga menimbulkan kerugian bagi konsumen maupun reseller, dengan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana praktik jual beli skincare overclaim di TikTokShop?, 2. Bagaimana implikasi hukum islam dan perlindungan hukum pada reseller dan konsumen terhadap jual beli skincare overclaim di TikTokShop? Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris. Data yang diperoleh melalui observasi, dokumentasi, serta wawancara dengan pihak reseller dan konsumen yang berdampak. Analisis ini dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan pola pikir deduktif untuk mengambil kesimpulan terhadap praktik di lapangan dengan prinsip hukum Islam dan hukum positif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik jual beli skincare overclaim di TikTokShop, tidak terpenuhinya syarat sah akad jual beli dalam hukum Islam yang terdapat pada kitab Wahbah az-Zuhaili, karena informasi pada produk mengandung unsur ketidakjelasan dan dan menutupi kekurangan. Sedangkan secara Fatwa DSN-MUI No.146/DSN-MUI/XII/2021 onlineshop berdasarkan prinsip Syariah masih belum terpenuhi dengan benar. Selain itu, tidak adanya perjanjian resmi antara produsen dan reseller menyebabkan lemahnya perlindungan hukum bagi reseller. Dari sisi konsumen praktik tersebut melanggar atas hak-hak konsumen atas informasi yang benar, keamanan, dan kenyamanan sebagaimana di atur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen No.8 Tahun 1999. Perlindungan hukum positif sebenarnya tersedia, namun pengawasan di lapangan masih secara lemah sehingga banyak reseller tetap memperdagangkan produk yang sudah ditarik dari peredaran.Dengan demikian, penulis meyampaikan hasil penelitian agar adanya pengawasan lebih lanjut terkait jual beli skincare overclaim, dibutuhkannya peningkatan kesadaran konsumen dalam memilih produk, serta reseller lebih tanggung jawab penuh bagi pelaku usaha agar tercipta praktik perdagangan yang sehat, adil, dan sesuai dengan hukum Islam.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Creators: |
|
||||||||
| Contributors: |
|
||||||||
| Subjects: | Hukum Islam Hukum Ekonomi Jual Beli |
||||||||
| Keywords: | Jual beli; Skincare overclaim; Hukum Islam; Perlindungan Hukum; TikTokShop | ||||||||
| Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Ekonomi Syariah | ||||||||
| Depositing User: | Farah Salsabila | ||||||||
| Date Deposited: | 25 Nov 2025 02:42 | ||||||||
| Last Modified: | 25 Nov 2025 02:42 | ||||||||
| URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/85170 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
