This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Aimmah, Mabrurotul (2017) Al-Anashir al-dakhiliyyah fi qasidah simtut durar lil habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (5MB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (404kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (517kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (716kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (763kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (477kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (360kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (535kB) | Preview |
Abstract
Unsur intrinsik dalam karya sastra adalah unsur yang membangun terbentuknya sebuah karya sastra. Unsur intrinsik di dalam karya sastra ada empat yaitu tema (gagasan ), emosi , imajinasi dan gaya bahasa. Sedangkan karya sastra sendiri terbagi menjadi dua macam yakni syair ( puisi ) dan natsr ( prosa ).Pada suatu masa, banyak sekali mauled atau qasidah-qasidah yang menceritakan tentang Rasulullah SAW salah satunya maulid Simtut Duror yang terdiri dari 58 bait nan indah dengan sebutan Simtut Duror. Qasidah ini dibuat oleh seorang sufi sekaligus waliyullah bernama al – Habsyi . Nama lengkapnya adalah Habib Ali bin Muhammad bin Husein al-Habsyi , dilahirkan di kota Qasam, sebuah kota dinegeri hadramat pada 24 Syawal 1259 H , kemudian beliau tumbuh di desa Bushair dan akhirnya wafat di Kota Palembang pada tahun 1373 H .Fokus atau rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1). Apa saja unsur-unsur intrinsik di dalam Qasidah Simtut Duror karya Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi? Dengan adanya permasalahan ini, maka penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan ilmu analisis sastra untuk membantu menganalisis permasalahan yang dikemukakan.Dengan demikian, dari hasil penelitian dan analisis penulis, maka unsur-unsur intrinsik di dalam Qasidah Simtut Duror karya Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi yakni tema (al-Maudhu’) yakni do’a dan pujian kepda nabi Muhammad Saw, do’a kepada umat dan keluarga nabi Muhammad Saw, pujian dan harapan, kelahiran nabi Muhammad Saw, harapan syafa’at, akhlaq rasulullah Saw. Dan emosi (‘athifah) yakni harapan, kebahagiaan dan kekaguman, Adapun gaya bahasa (ushlub) meliputi tasybih, isti’arah makniyah, isti’arah tashrihiyah, kinayah, majaz mursal, thibaq ijabi, ithnab dan sejenisnya, dan kalam insya’ tholabi. Sedangkan imajinasi (Khayal) yakni tasybih, isyti’aroh makniyah, isyti’arah tashrihiyyah, kinayah dan majas mursal. Bentuk kalimat dalam simt al-durar terdiri atas 58 bait berbentuk nadzam dan berbentuk prosa 15 fasal.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Bahasa Arab Linguistik |
||||||
Keywords: | Anashir al – Dakhiliyah; Qasidah Shimthu’d-Durar; Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi. | ||||||
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Bahasa dan Sastra Arab | ||||||
Depositing User: | Aimmah Mabrurotul | ||||||
Date Deposited: | 01 Mar 2017 04:20 | ||||||
Last Modified: | 13 Jun 2017 05:20 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/15113 |
Actions (login required)
View Item |